Sembonyo : Jalinan Spiritualisme Masyarakat Nelayan

Sardjuningsih, Sardjuningsih (2013) Sembonyo : Jalinan Spiritualisme Masyarakat Nelayan. STAIN Tulungagung Press, Tulungagung. ISBN 978-602-7824-29-4

[img]
Preview
Image
Sampul Buku - Sembonyo.jpg

Download (228kB) | Preview
[img] Text
Sembonyo.pdf

Download (2MB)

Abstract

Masyarakat Pantai Prigi memiliki sumber kekayaan spiritual, yang terdiri dari mitos lokal, mitos pesisiran dan tradisi pedalamannya, yang seluruhnya terjalin dan membentuk religi masyarakat yang khas. Mitos lokal dan mitos pesisir selatan menjadi bagian penting dalam kaitannya dengan praktek keagamaan masyarakat. Karena terkait dengan kejadian-kejadian gaib mahluk adi kodrati, dan memiliki fungsi eksistensial manusia. Mitos merupakan peristiwa pemula dalam membentuk ritus untuk model perilaku moral dan religius. Ekspresi dari tindakan mitos yang berbentuk upacara tradisi sembonyo atau labuh laut adalah jalinan kepercayaan agama, mitos dan tradisi masyarakat. Secara geografis, struktural dan kultural masyarakat Pantai Prigi adalah masyarakat Islam pedalaman yang memiliki: - kepercayaan sinkretis - kebudayaan akulturatif -praktek tradisi kejawen. Salah satu karakter yang dapat dilihat dari praktek dan ritual keagamaan masyarakat tersebut yaitu simbol-simbol upacara yang bertumpu pada tradisi slametan, yang multi makna dan ambigu. Selametan berfungsi sebagai tindakan relegi, tindakan tradisi sekaligus sebagai tindakan magis. Lingkungan Prigi diyakini memiliki kekuatan spiritual di balik alam: Gunung, Lautan, Pantai, dan Gua menginspirasi kehidupan batin masyarakat. Alam dijadikan subyek yang dapat menciptakan kehidupan masyarakat. Dengan kekuatan spiritual yang dimiliki, alam dipandang sebagai yang sakral, mistis dan sekaligus magis. Semboyo merupakan implementasi dari kepercayaan-kepercayan tersebut menjadi tradisi yang bernilai sakral simbolis, dan memiliki makna ganda, sebagai ungkapan syukur, sedekah, permohonan, persembahan dan pendayagunaan terhadap kekuatan mahluk halus dan roh halus. Ketergantungan spiritualisme yang tinggi terhadap alam tidak menghilangkan kepercayaan terhadap Allah Swt, sebagai pencipta alam semesta. Allah Swt tetap menempati kekuasaan tertinggi atas metafisika alam dan menguasai mahluk halus tersebut.

Item Type: Book
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Divisions: ?? DOS ??
Depositing User: Muhamad Hamim
Date Deposited: 28 Jan 2021 05:16
Last Modified: 28 Jan 2021 05:16
URI: http://repository.iainkediri.ac.id/id/eprint/190

Actions (login required)

View Item View Item