Ekoteologi Masyarakat Lombok Dalam Tradisi Bau Nyale.

Hanik, Umi and Khamidah, Nur (2022) Ekoteologi Masyarakat Lombok Dalam Tradisi Bau Nyale. Literasi Nusantara Abadi, Malang. ISBN 978-623-329-888-9

[img] Text
12. BUKU Ekologi Bau Yale.pdf

Download (2MB)

Abstract

Buku ini dilengkapi oleh beberapa pendekatan serta data yang bisa digunakan serta menjadi referensi oleh penelitian selanjutnya. Diantara pendekatan yang digunakan dalam buku ini adalah Antropologi, guna melihat keterlekatan tradisi Bau Nyale dengan masyarakat Lombok yang dilatar belakangi oleh sejarah Putri Mandalika. Pendekatan Sosiologi digunakan untuk melihat representasi identitas masyarakat Lombok dan kekayaan budaya yang dimilikinya. Terakhir adalah pendekatan agama, untuk melihat sosio religiositas masyarakat Lombok yang memiliki relasi dengan alam dan Tuhan sehingga lahirlah konsep Ekoteologi. Jika kita lihat tidak banyak yang membahas tentang relasi ketiganya-manusia, alam dan Tuhan- sehingga dalam bertindak seakan-akan manusia berdiri sendiri dan melupakan eksistensi yang lainnya. Padahal, tujuan dari diciptakannya manusia oleh Allah sebagai khalifah fil ard. Gagasan awal lahirnya buku ini, sebenarnya dari keresahan peneliti melihat kondisi manusia dan Alam yang memposisikan diri manusia sebagai eksploitir dari alam tanpa memperhatikan konsekuensi yang akan terjadi, padahal manusia dan alam adalah satu ekosistem yang tidak bisa dipisahkan. Andai kita menyadari bahwa perubahan lingkungan menjadi konsekuensi logis yang akan dirasakan oleh manusia, sebut saja global warming, banjir, longsor dan gempa bumi, hal tersebut adalah respons dari alam saat manusia tidak memperhatikan apa yang diperbuatnya, maka dibutuhkanlah kesadaran ekologi. Seperti halnya yang ter manifestasikan dalam tradisi bau nyale yang ada di Lombok, tradisi bau nyale, masyarakat suku sasak bukan hanya mengaitkan tradisi tersebut dengan legenda putri Mandalika, namun lebih daripada itu. Masyarakat Suku sasak menilai Bau Nyale juga erat kaitannya dengan dunia pertanian. menurut kepercayaan masyarakat lokal, keluarnya Nyale juga merupakan tanda akan turunnya hujan yang lebat. Dalam tradisi pertanian masyarakat suku sasak, pada saat inilah mereka menaruh harapan yang begitu besar terhadap nasib penanaman padi. Mereka berharap, setelah keluarnya nyale dan hujan yang begitu lebat, hasil panen yang akan mereka dapat akan berlimpah. Studi tentang pangan (seperti yang dilakukan masyarakat suku Sasak) sangat relevan jika dikaji dalam berbagai ilmu pengetahuan, karena pangan adalah kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia. Dalam masyarakat suku Sasak, adaptasi dengan lingkungan pastilah terjadi, hal ini sudah terjadi sedari nenek moyang mereka, namun tidak berhenti disitu. Masyarakat suku Sasak hingga hari ini pun akan terus beradaptasi dengan lingkungan. Terlebih dengan perubahan cuaca ataupun dengan realitas alam, pada alam atau lingkunganlah mereka menggantungkan hidup. Adaptasi merupakan salah satu usaha untuk bertahan hidup, seperti halnya survei, mereka akan terus mencoba bertahan dalam kondisi (perubahan) dalam bentuk apa pun. Dengan demikian seyogianya manusia memiliki tanggung jawab terhadap keberlangsungan alam, bukan hanya sebagai bentuk simbiosis mutualisme pada persoalan pengelolaan hasil alam yang bisa dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidup manusia, namun juga diperlukan untuk memperhatikan persoalan ekologi agar kelestarian alam terjaga sampai pada generasi penerus kita, inilah yang menjadikan peneliti menulis buku tentang ekoteologi masyarakat Lombok dalam tradisi bau nyale.

Item Type: Book
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220406 Studies in Eastern Religious Traditions
Divisions: Dosen IAIN Kediri
Depositing User: Muhamad Hamim
Date Deposited: 27 Jan 2023 07:25
Last Modified: 27 Jan 2023 07:25
URI: http://repository.iainkediri.ac.id/id/eprint/819

Actions (login required)

View Item View Item